Pages

Selasa, 19 Oktober 2021

Sajak "Di Kebon Binatang"

Seorang wanita muda berdiri terpikat memandang ular yang melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya; katanya kepada suaminya, “Alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan sepatu!”

Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan istrinya meninggalkan tempat terkutuk itu.


-Sapardi Djoko Damono “Di Kebon Binatang” ( Mata Pisau,1993, hlm 51)-

Senin, 04 Oktober 2021

Piring di Perjamuan

Kita mengenal sebuah karya seniman terkenal berkebangsaan Italia, Leonardo da Vinci, lukisan berjudul “The Last Supper/Perjamuan Terakhir” yang terselesaikan di akhir abad XIV. Di beberapa rumah orang nasrani Indonesia dipastikan lukisan serupa (tentunya bukan yang asli), terpaku di tembok ruang utama sebagai pengingat makna. Pada lukisan tergambar Yesus beserta kedua belas murid, duduk bersama di sebuah meja panjang. Pada meja terdapat cawan-cawan anggur dan beberapa hidangan yang tentunya diletakan di atas piring-piring. Piring-piring hadir dalam perjamuan. Leonardo melukiskan piring terlihat dari material logam dan keramik. Lukisan merupakan imajinasi dari pelukis, dapat berbeda dengan kejadian sebenarnya. Yesus dan para murid belum tentu duduk di kursi, melainkan lesehan dengan meja pendek. Dan bisa saja piring bukan terbuat dari logam atau keramik melainkan batu atau tanah. 

Terlepas dari cara menata di meja dan bahan pembuatnya, piring dipastikan keberadaannya pada acara itu. Piring menjadi saksi bisu bagaimana cara Yesus memecah-mecah roti dan minum anggur memperingati kesakralan, juga menjalani waktu-waktu terakhir bersama para murid.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...