Pages

Senin, 23 Agustus 2021

Surat-suratan

Di sela-sela baca dan nulis, nonton film menjadi hiburan disertai rebahan di sofa, syukur-syukur sambil ngemil biar badan tambah subur. Mantengi sebuah film Korea enteng yang mengisahkan romansa alusan orang muda berjudul “Setelah Hujan Berlalu” (Waiting for Rain). Yang bisa ditonton secara legal di lapak ijo dan kuning dengan membayar sejumlah uang untuk berlangganan. 

Kamis, 12 Agustus 2021

Mata yang Melihat

“Mata bukan hanya berfungsi melihat, 
mata melihat dalam arti mencari makna dalam dunia 
karena tanpa makna hidup manusia tiada artinya. “ 
(Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata, 2016:129)



Memotret merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan mata. Kegiatan potret-memotret hal yang lumrah dilakukan di masa kini. Memotret di tahun 1900-an hanya bisa dilakukan oleh kalangan terbatas karena biaya yang tinggi. Memotret yang dulu hanya dilakukan oleh fotografer dengan kamera berukuran besar, kini bisa dilakukan oleh semua orang. Kamera potret tersedia di semua gawai. Produsen gawai berlomba-lomba meningkatkan kualitas potret yang dihasilkan. Tidak puas dengan satu lensa, diberilah dua , tiga, hingga lima lensa dalam satu buah gawai. Masing-masing lensa mempunyai tugas masing-masing. Terdiri dari lensa lebar biasa untuk foto lansekap/pemandangan, lensa potrait dengan bokeh, lensa makro untuk obyek-obyek kecil, lensa tele  yang bisa memotret jarak jauh, dan lensa swa-foto yang terletak di atas layar gawai. Dibekali beragam lensa menjadikan pengguna awam bak fotografer profesional. Hingga lahirlah paradigma, bahwa kamera canggih dan terbaru akan menghasilkan foto yang terbaik. Manusia diperbudak teknologi dan kamera sebagai alat, makna keberadaan mata dan potret sesungguhnya jadi terlupakan.

Dalam buku “Time Traveller” (2013), Darwis Triadi menuliskan “Profesi fotografer itu mungkin tak ada bedanya dengan seniman lukis. Seorang seniman lukis, menangkap sebuah image untuk kemudian dituangkan melalui media cat dan kuas di atas kanvas. Tentu saja ada ikatan batin yang kuat antara objek dan seniman yang bersangkutan agar lukisan yang tercipta memiliki jiwa.” Potret dan lukisan sama-sama merupakan karya seni yang mewakili mata, jiwa hingga kehidupan spiritual senimannya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...