Pages

Senin, 19 November 2018

Movie Korea "Little Forest"

Korea Selatan sering mengangkat film layar lebar yang bertema politik, action, romance , sejarah dan fantasy. Nah, movie Little Forest ini menyajikan tema yang lain dari kebanyakan , setelah saya menonton film ini langsung ada keinginan untuk memasak , bercocok tanam dan hidup di pedesaan yang tenang wkwk.. Yuppp movie ini termasuk 'healing 'movie membuat penonton merasa rileks dan ingin segera melepaskan kepenatannya dengan alam pedesaan.



Cerita dibuka dengan seorang gadis dewasa muda bernama Hye Won yang kembali ( mudik ) ke kampung halamannya dimana dia dulu tinggal bersama ibunya. 
Alasan utama HW pulang kampung sebenarnya untuk melarikan diri dari permasalahannya di Seoul. Sebelum pulang kampung , HW memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai penjaga minimarket , putus dengan pacarnya , dan malu karena tidak lulus ujian sertifikasi menjadi guru. 

Tetapi saat dia pulang di musim bersalju , dijumpai rumahnya dalam kondisi kosong  , sang ibu sedang pergi entah kemana. 

Dalam kondisi dingin dan perut keroncongan dia harus mengusahakan makanannya sendiri. Dengan sedikit beras yang ada di tempat penyimpanan dia membuat bubur beras kemudian keluar rumah untuk mencari sayur yang bisa diolah. Dia menemukan beberapa sawi putih yang terkubur salju kemudian dicabutnya dan dimasak kuah pedas ( mungkin dengan gochujang ). 
Beberapa saat kemudian digambarkan Hye Won makan bubur dan kuah sawi itu. ( Saya juga ikutan ngiler bayangin makan kuah pedas-pedas gitu di tengah hawa dingin kelihatannya cucok bangettt 😂). 

Di pagi harinya dia harus bekerja keras untuk membersihkan salju tebal di depan rumahnya , memotong kayu bakar untuk penghangat ruangan, selain itu juga tetap harus memasak supaya dirinya bisa makan. Masakannya juga sederhana , dengan tepung yang tersisa dia membuat Sujebi (dough soup) dengan kuah pedas lagi dan taburan daun bawang kemudian dimakan dengan lembaran  sawi putih yang dicelupkan air tepung dan di fry pan kemudian dicocol dengan kecap. Kembali ngeces saya dibuatnya 😂. 

Niat pelarian dan menyendiri HW gagal karena dua teman masa kecilnya yang tinggal di desa itu mengetahui kedatangannya. HW malu kepada temannya karena kegagalannya di kota. Tapi seiring waktu ketiga sahabat ini menjadi semakin akrab dan saling bekerja sama.

Awalnya HW hanya ingin tinggal saat musim dingin saja tapi karena semakin terjalin ikatan dengan alam dan sumber makanan di desanya akhirnya dia sibuk bekerja di pertanian bibinya , menanam aneka sayur di halaman , memasak dan menikmati makanan yang diolah sendiri ( yang tidak didapatinya di Seoul ). Itulah yang membuat HW terus menunda kepulangannya ke Seoul hingga musim dingin berikutnya.


Sekarang reviewnya.. Jeng jeng... 
Seperti saya tulis di awal, movie ini bertema healing jadi pasti banyak hal yang bikin hati tenang dan memanjakan mata ,  ini poin-poin menarik menurut saya 😎

>>Kita akan disuguhi pemandangan 4 musim sebuah desa di Gyeongsang Utara , dimana shootingnya benar-benar dilakukan selama 4 musim ( Januari - Oktober ) jadi butuh usaha untuk para aktornya bisa menjaga karakter mereka di sela-sela kekosongan pengambilan film karena menunggu musim berganti. Bahkan para aktor harus menyesuaikan diri dengan para staff film yang tidak selalu sama dikarenakan ada jeda tersebut. Di film ini kita bisa melihat cara pertanian modern juga yang berbeda dengan indonesia terutama saat menanam padi, cukup dengan naik traktor diisi benih-benih padi , dan padinya bisa rapi berbaris dengan sendirinya hehe..






>>Beraneka masakan yang menggugah selera dan indah,  ditambah masakan yang dimasak tidak ada yang mengandung daging , sebagian besar bahan merupakan  hasil kebun dan hutan. Ada total 16 menu yang ditampilkan mulai makanan ringan seperti cabbage sandwich , cucumber milk ( kong guk su ) , rice cake , makgeolli, tteobokki hingga cemilan seperti chestnut dan kesemek.

Memanen Chestnut

Yang membuat saya penasaran adalah rasa spaghetti bunga apel dan bunga acacia yang dimasak ala tempura.

Spaghetti dengan bunga apel dan seledri

Bunga Acacia yang akan digoreng

Penyajian makanannya diatur oleh Food Stylist berpengalaman  Jin Hee Won, jadi tidak heran kalau makanan di sini walaupun sederhana tapi indah dilihat dan enak dimakan. Sang food stylist juga bercerita bahwa dia yang menyambangi sutradaranya memohon diberikan kesempatan untuk bisa ikut kerjasama di film ini dan sang sutradara langsung menyetujui wkwk , bagi dia tantangan tersendiri untuk membuat makanan desa khas Korea untuk bisa terlihat cantik , seperti contohnya rice cake 3 lapis perlu diganti sampai 15 kali untuk dapat hasil yang maksimal karena seringkali tekstur dan tampilan ( termasuk uap2nya kali 😅) tidak sesuai dengan yang dibayangkan karena mereka membuatnya di suhu yang sangat dingin. (  Hehe kalau dipikir hanya untuk dishoot beberapa menit saja perlu masak berhari-hari. )

>>Chemistry ketiga sahabat ( dan seekor anjing bernama Ogu ) terasa banget baik on screen atau off screen membuat akting mereka alami dan enak dilihat.



>> Ada rekonsiliasi hubungan ibu dan anak yang terjadi secara alami.  Setelah membangun relasi dengan alam sekitar ( dalam pelariannya ), HW akhirnya menyadari mengapa ibunya begitu mencintai kampung halamannya walaupun ayahnya sudah meninggal saat dia kecil, tapi ibunya masih mempertahankan rumah kecil mereka ( walaupun sesaat ibunya juga pergi ) . HW menemukan bahwa ada kedamaian dan healing saat dia pulang ke desanya. Satu kalimat dari Jae Ha sahabatnya "At least there is no scamming and cheating in farming, my body may hurt but i am not stressed" membuat Hye Won bisa berpikir jernih dan menemukan "Little Forest"nya.


Overall... Film Little Forest ini termasuk sangat sederhana , nyaris tanpa konflik, tidak ada tokoh antagonis , dan berbudget sangat kecil , tapi sanggup masuk di 5 nominasi Blue Dragon Award 2018 ( note : Oscarnya Korea ) menyingkirkan banyak film keren lainnya. Jadi membuktikan bahwa suatu film tidak perlu menjadi rumit untuk bisa menjadi bagus 😅 .


Kim Tae Ri sendiri berhasil menyabet award Director's cut award 2018 ( ajang penghargaan non komersil yang diadakan oleh para sutradara ) untuk Actress of The Year yang dipilih oleh voting sutradara se-Korea Selatan.



---------
Little Forest Korea vs Little Forest Jepang

Little Forest diadaptasi dari manga Little Forest karya Daisuke Igarashi dan sudah difilmkan juga pada tahun 2014 dan 2015. Untuk movie Little Forest Jepang dibagi menjadi 2 sequel ( Summer - Autumn dan Winter - Spring ) masing-masing movie berdurasi 2 jam. Bila dibandingkan dengan versi Koreanya. Versi Jepang ini jauh lebih komplit dan detil terutama dalam soal bercocok tanam dan memasaknya. Saat memasak bumbu-bumbunya juga diperlihatkan seperti acara memasak.  Saking detilnya kadang cukup bosan juga menunggu prosesnya 😅. Tapi bila penasaran dengan cara mendapatkan bahan dan mengolah makanan khas Jepang disarankan tonton versi Jepangnya. Oya satu lagi versi Jepang masih ada menu daging ( ikan ) yang tidak ditemui di versi Korea.


Tokoh utamanya juga sama-sama aktris muda yang punya portofolio bagus di dunia perfilman. Versi aslinya Ichiko , diperankan oleh Ai Hashimoto ( kelahiran 1996 ) sedangkan versi Koreanya Hye Won dimainkan oleh Kim Tae Ri ( kelahiran 1990 ) . Untuk Kim Tae Ri sendiri saya pertama kali terkesan dengan aktingnya di Mr.Sunshine .

Saya pribadi penggambaran tokoh utama dan cerita lebih suka versi Korea , biarpun keduanya sering bicara sendiri dalam hati, Hye Won digambarkan lebih ceria dan energik tapi juga terkadang rapuh , sedangkan Ichiko terkesan lebih pemurung dan diam walaupun sebenarnya tangguh.

Ichiko

Hye Won

Dari segi cerita punya Korea lebih bisa ditonton dengan santai karena cerita persahabatannya jadi pemanis dibanding punya Jepang.  si Ichigo hidup benar-benar menyendiri di bukit yang tidak bertetangga ( walaupun dia sering bertemu dengan orang sedesa ) ,sedangkan rumah Hye Won   terletak di dekat persawahan dan masih punya beberapa tetangga jadi masih ada unsur sosialnya.

Kedua versi punya keunggulan masing-masing jadi sesuai selera penonton lebih suka yang mana hehe...

Sudah cukup banyak spoiler jadi kalau penasaran sambangi saja filmnya langsung hehe.. Di internet sudah banyak kok yang mengunggah Little Forest Korea maupun Jepang dengan subtitle Indonesia.

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...