Pages

Rabu, 06 Agustus 2025

Takopi's Original Sin (Review)

 


Berawal dari keisengan nonton anime ini di Netflix, dikarenakan penasaran previewnya terlihat menggemaskan namun ratingnya 18+. Langsung dibuka dengan Disclaimer (mengandung topik sensitif, kekerasan, bund*r) padahal tokoh utamanya seorang anak perempuan usia SD. 

Anime yang terdiri hanya 6 episode dengan durasi sekitar 20 menit per episode menyajikan tema kelam namun akrab kita temui di sekitar kita. Bisa jadi berelasi dengan pengalaman pribadi, keluarga, saudara, atau pun tetangga sebelah rumah. Yup, sesuai peringatannya, anime ini mengangkat isu sosial, parenting, pendidikan, hingga trauma.

Bisa ditonton gratis di Youtube Ani-OneIQIYI atau pun berlangganan Netflix 

Sesuai judulnya, Takopi merupakan nama sebuah (atau seekor?) alien berbentuk gurita merah jambu yang berasal dari Planet Happy, tugasnya menyebarkan kebahagiaan pada semesta. Demi misinya, Takopi dibekali dengan beberapa gawai happy, yang diharapkan bisa membuat kliennya yang sedih jadi senang. Singkat cerita Takopi bertemu dengan seorang anak SD kelas 5 bernama Shizuka yang merupakan korban perundungan di sekolah. 

((((Mulai ke bawah akan ada Spoiler)))



Melihat Shizuka murung, Takopi berusaha membuatnya bahagia dan bisa tersenyum, namun ternyata apa yang dilakukan Takopi sia-sia, dan justru membuat Shizuka bund*r menggunakan salah satu gawai happy. Takopi terkejut dan sangat menyesal, dengan gawainya dia memutar ulang waktu di mana Shizuka masih hidup, dan berusaha menghindarkannya dari segala situasi berbahaya, khususnya perundung utama Shizuka yang juga teman sekelasnya, Marina. 

Alih-alih membantu, Takopi justru makin membuat Shizuka dalam posisi semakin dibenci hingga anjing kesayangan Shizuka, Chappy menjadi korban. Berkali-kali waktu diputar, keadaan tidak semakin membaik, Marina semakin melakukan kekerasan fisik pada Shizuka, dan tak sengaja pembelaan yang dilakukan Takopi membuat Marina terbunuh. Situasi semakin rumit, namun tak disangka Shizuka bahagia melihat musuhnya terbunuh. Keadaan tak terelakkan ini turut menyeret teman Shizuka yang lain, ketua kelas dan anak berprestasi di kelas, Azuma. Bertiga, Azuma, Shizuka, dan Takopi berusaha menghilangkan bukti pembunuhan Marina. Semakin bertambah episode, kisah mereka makin ruwet dan kompleks, untuk detailnya bisa ditonton sendiri. 

Ada banyak hal yang bisa dijadikan refleksi setelah menonton, setiap orang bisa punya tafsirnya sendiri sesuai pengalaman pribadi masing-masing. Sekarang, gw mau nulis kesan pribadi setelah menonton Takopi dari mata seorang ibu yang juga punya anak remaja. 

Latar belakang (keluarga) masing-masing karakter:

1.Shizuka Kuze, anak tunggal yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal yang bekerja mendampingi tamu saat malam (sebut saja pelacur). Sewaktu kecil, ayah ibunya sering bertengkar hingga Ayahnya meninggalkan, kemudian ayahnya menikah lagi dan punya keluarga bahagia dengan dua putri yang lebih kecil dari Shizuka. Ibu Shizuka yang ibu bayang-bayang (punya ibu tapi serasa tidak ber-ibu), dengan pekerjaannya yang mayoritas saat sore hingga pagi, jelas tidak pernah punya waktu untuk mendidik dan mendampingi perkembangan putrinya. Bahkan yang lebih parah, ibunya adalah wanita dari ayah Marina, inilah yang memicu kebencian Marina pada Shizuka, sehingga merundungnya habis-habisan, mengata-ngatai Shizuka sebagai parasit, bahkan meja dan tas Shizuka penuh dengan huruf 死 (mati).

Setelah kematian Marina, sifat Shizuka berbalik 180° dari korban perundungan yang minder, penakut, langsung menjadi anak yang licik, manipulatif dan kejam. Mulai memanfaatkan kelemahan Azuma demi keinginannya.

2. Marina Kirarazaka, anak tunggal sebuah keluarga yang awalnya harmonis dan hidup berkecukupan, namun ibu Marina sering menuntut memiliki barang yang mahal, dan ayahnya berselingkuh dengan wanita lain (ibu Shizuka). Dipicu oleh kondisi saling menuntut, pertengkaran terjadi di depan Marina. Setiap pulang sekolah rumahnya selalu dipenuhi pecahan barang. Sang ibu yang tidak stabil kejiwaannya menjadi makin depresi dan menjadikan Marina obyek pelampiasan amarah, korban kekerasan fisik dan verbal. Marina berusaha menutupi kekurangan keluarganya dengan tampil sebagai anak yang ceria, punya banyak teman, bahkan di anime digambarkan dia selalu memakai baju bertuliskan 'love' yang mana bertolak belakang dengan kehidupan dia sebenarnya yang kurang kasih sayang. 

3. Azuma Naoki, anak kedua dari dua bersaudara, semuanya laki-laki. Ibunya seorang dokter, keluarga mereka kaya dan punya klinik keluarga. Tapi di anime juga tidak diceritakan keberadaan ayahnya. Sehingga ibunya yang mengontrol seluruh kehidupan kedua anaknya. Azuma punya seorang kakak yang jauh lebih tua, Junya, anak kebanggaan ibunya karena selalu berprestasi dan disenangi banyak orang. Sejak kecil, Azuma selalu dituntut ibunya memperoleh nilai 100 seperti kakaknya. Dia baru boleh makan pancake buatan ibunya jika berprestasi. Dari situlah Azuma menganggap, jika dia berhasil mendapatkan nilai 100, maka dia juga akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari ibunya. Di saat kakaknya mulai memberontak tidak sesuai keinginan ibunya, Azuma ingin membuktikan bahwa dirinya bisa, namun sebaliknya dia justru terseret dalam tragedi Shizuka-Marina. 

4. Takopi, alien yang bernama asli Nnu-Anu-Kf tapi Shizuka memanggilnya Takopi (Tako:gurita), berasal dari Planet Happy, planet yang tidak mengenal kesedihan, kekerasan, atau pun kejahatan. Sehingga sesampainya di Bumi, Takopi bagaikan anak polos bodoh yang terlalu naif, tidak dapat memahami kompleksitas manusia. Tidak bisa memahami emosi manusia, yang di pikirannya hanyalah bagaimana membuat seseorang (kliennya) bahagia tanpa mempedulikan perasaan dan kondisi orang lain. 

Anak-anak seperti Shizuka, Marina, dan Azuma terasa familiar di belahan dunia mana pun, mereka mewakili anak-anak yang tumbuh di keluarga broken-home dengan penderitaan mereka masing-masing, sendiri, tidak ada ruang mencurahkan perasaan dan berbagi suka duka. Dibesarkan oleh orang tua yang mementingkan keegoisan masing-masing. Sebagian penonton pasti akan langsung menyalahkan orang-orang tua, menyatakan orang tua mereka sebagai villain sesungguhnya. Gw tidak setuju karena di balik kelakuan orang tua mereka sekarang, dulu mereka juga pernah jadi anak yang merupakan korban dari generasi sebelumnya, kakek nenek mereka juga korban dari orang tua mereka. Semuanya merupakan hubungan sebab akibat bagaikan chain-reactions, demikian juga pola asuh dalam mendidik anak. 

Salah satu adegan klimaks di episode 6, saat Shizuka melampiaskan semua kemarahannya pada Takopi: 

"Saat Ayah menatapku seolah-olah aku orang asing, aku harus bagaimana?"
"Jika dia bukan lagi ayahku, aku harus bagaimana?"
"Jika ada yang bilang aku tidak boleh naik feri sendirian, aku harus bagaimana?"
"Tidak ada orang dewasa sekitarku, jika Ibu tidak kembali, aku harus bagaimana?" 
"Mereka bilang aku bau, Ibu tidak pernah memberitahuku, aku harus bagaimana?" 
"Jadi aku harus bagaimana?!! Kepada siapa aku harus mengatakan semua ini. Tidak ada lagi yang peduli padaku!" 

Anak-anak tetaplah anak-anak. Seiring waktu mereka menjadi tua dengan sendirinya tapi belum tentu dewasa. "Menjadi tua itu pasti tapi menjadi dewasa itu pilihan." Dalam tumbuh kembangnya, anak-anak sangat butuh sosok orang dewasa yang sehat yang mau mengerti dan memahami perasaan mereka, menasehati, tempat berkeluh kesah saat ada masalah atau pun saat mereka baik-baik saja, mendampingi perjalanan mereka di setiap musim kehidupan hingga kelak mandiri. Melahirkan memang gampang, tapi mendidik itu perjuangan. Anak-anak butuh orang tua yang bisa menerima apa adanya, bukan karena ada apanya. Orang tua yang selalu menyediakan telinga dan pelukan saat mereka berhasil atau pun gagal.

Anime ini mengambil dua kehidupan, di tahun 2016 dan tahun 2022, kalau dihitung dari umur karakternya, berarti kehidupan mereka saat kelas 5 SD dan  kelas 1 SMA. Saat trauma dan problem emosi anak-anak tidak segera dibereskan, dampaknya bagaikan domino saat mereka semakin dewasa, tidak hanya untuk mereka pribadi namun juga lingkungan dan masyarakat tempat mereka hidup dan bersosialisasi. 

Takopi sebagai wujud kebahagiaan, ingin 'memaksa' Shizuka dan Marina terlihat bahagia dengan caranya sendiri sesuai apa yang dia lihat dan simpulkan, tanpa mengorek akar permasalahan yang jadi pokok ketidak bahagiaan. Kebahagiaan sejati bukan hanya tampilan luar layaknya tersenyum dan tertawa, kebahagiaan tidak bisa dipaksakan. Kebahagiaan hanya bisa dicapai dari dalam diri sendiri saat kita sudah menerima kenyataan, mengakui ada trauma, dan berubah sikap dalam memandang diri atau pun orang lain.

Salah satu dialog berkesan di anime ini, "Bicara bisa membawa kebahagiaan -pi". Seberat-beratnya hidup setiap orang termasuk anak-anak, jika ada tempat untuk berbagi kesedihan dan penderitaan, semua hal akan terasa sedikit lebih ringan meski dunia kejam dan kelam. Banyak orang yang memutuskan s-word, karena putus asa tidak ada lagi support system di sekitarnya, tidak ada yang mau mendengar keluh kesah mereka, bahkan keluarga terdekat justru turut menuntut dan menghakimi.

Hingga cerita berakhir, pengorbanan Takopi berhasil membuat sikap hati Shizuka dan Marina berubah, mereka berteman dan saling menerima. Tapi apa keluarga mereka kembali harmonis? tidak semudah itu ferguso! Shizuka tetap sendiri (bersama Chappy), Marina tetap jadi korban kekerasan ibunya, tapi dia sudah punya Shizuka sebagai teman berbagi, teman menertawakan suka juga derita. Azuma tetap dinomerduakan, tapi dia sudah bisa berbagi cerita dengan kakaknya. 

Sebuah dialog penutup memuat refleksi mendalam: 

"Di planet ketiga dalam tata surya, 'Bumi', untuk kalian semua di tahun 2016, ada banyak hal yang tidak bisa kulakukan untuk kalian. Keluarga yang meninggalkan kalian. Kasih sayang yang tidak akan pernah kembali. Mama kalian, yang tidak mau menatap mata kalian lagi. Papa kalian, yang bukan hanya papa kalian lagi. Meskipun aku tidak bisa melakukan apa pun, aku masih berharap agar kau, kau, dan kau, dan "kalian semua" yang tidak sendirian lagi akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia."

Teruntuk kalian juga di tahun 2025,
Di dunia yang makin dingin dan gelap ini,
Selalu ada secercah sinar harapan,
Teruslah berjuang, jangan menyerah,

Arigatou-pi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...